Panggung sandiwara seorang pengembara lapuk
Sabtu, 03 Agustus 2013
Malaikat yang tersebut
Hidupku masih sama, sama riangnya dengan cermin yang setia menatapmu bersolek tiap senja itu. Aku lah cermin itu, butiran kaca yang selalu kagum akan sukmamu. Begitu leburnya kau bersolek, hingga kau tak menyadari pangeran tampan telah memperhatikanmu diam diam. Cukup lama, namun kan tak pernah sedikit saja melihat keluar jendela, di mana pangeran tampan itu mengintip tiap senja, sembari menyiapkan panahnya. Aku lah pangeran itu. Yang sejak saat itu bermimpi untuk memanah malaikat itu agar jatuh.
Malaikat itu pernah dalam sendiri, murung menyaksikan senja tak lagi merah. Namun pangeran tampan telah meluluhkan hatinya, menjatuhkannya ke negara antah berantah. Untung engkau tak menginjak tanah, karena tepat di pelukanku. PElukan pangeran tampan yang tentu selama ini kau cari dan kau impikan.
Aku ingin memanusiakanmu, namun aku takut manusia lain tau aku telah berhasil mendapatkan malaikat. Tapi apa daya, gemuruh rasaku telah membaptismu menjadi manusia. Aku tau, akan menjadi hal yang aneh apabila pangeran sepetrtiku, yang selalu mengagungkan ketampananynya yang semu, bisa memiliki seorang malaikat sepertimu. Tapi aku juga tau, malaikatku telah menitipkan seluruh hatinya untukku.
Malaikat itu pernah ingin terbang, tapi aku tak pernah sudi. Malaikat itu telah merubah hidupku. Malaikat itu yang mengajarkanku arti sebuah kehilangan. Yang jelas tak akan pernah aku ingin merasakan lagi. Sudah cukup bagiku untuk kehilanganmu, walaupun untuk beberapa jam saja.
Aku adalah pangeran tampan, satu satunya orang yang pantas dan berhak untuk memiliki malaikat itu. Hanya aku yang layak untuk mencintai seorang malaikat. Hanya aku, tak akan pernah ada yang lain.Aku yang m,engisi ruang ksong itu, aku yang membersihkan noda dari luka lama yang dicabik oleh anjing liar, aku yang mendekorasi hatimu untuk tempat tinggalmu, aku yang merubah lamunan dan sepimu menjadi tawa dan bahagia. Hanya aku yang mampu, pangetran tampanmu.
Kini, malaikat yang terpanggil sayang, pangeran tampan ini telah berjanji akan menjagamu sampai akhir usianya. Pangeranmu telah bersumpah tak akan menyakitimu. Pangeranmu hanya akan menunggumu ajalnya untuk memisahkan. Hingga kelak kau kembali ketempatmu. Bersama aku pangeran tampan, manusia yang paling kau cintai sepanjang hidupmu.
Malaikat yang terucap cinta, pangeranmu tak berkuda, tak ber kereta kencana, karena pangeranmu akan menggendongmu dan menuntunmu. Pangeranmu tak perlu makhluk lain untuk menjagamu. Pangeranmu hanay ingin engkau bersamanya. Walaupun harus mengorbankan nyawanhya sekalipun.
Malaikat yang terpikir akal, terima kasih untuk musim yang telah terlewati bersama. terima kasih untuk setiap pengorbanan dan doa yang tak pernah terputus. Teriam kasih untuk kesanggupanmu mencintai pangeran tampan ini. Ini adalah awal kita, jangan pernah terbang lagi, hingga tuhan yang menyuruhmu untuk terbang bersamaku ke tempatmu, surga.
Malaikat yang kelak menjadi bunda, aku telah bersumpah. Kau adalah bagian hidupku. Darah dan liurku telah bercampur denganmu. Untuk itu, aku, Pangeran tampanmu, akan menjagamu sepenuh jiwaku.
Selasa, 09 Juli 2013
Langganan:
Postingan (Atom)